Rabu, 14 April 2010

Aku Atika Dewi Kharisma


Aku adalah Atika Dewi Kharisma, anak bungsu dari dua bersaudara, jadi gak heran kalu kamu ngeliat aku agak manja, karena hal tersebut susah buat ku tinggalkan. Aku adalah orang yang sedang belajar menata hidup ku. Aku memerlukan designer, yaitu akhlakul karimah. Semenjak menjadi seorang mahasiswa ini banyak ku dapat ilmu tentang itu daripada ku yang dulu masih menjadi anak sekolahan. Kini ku studi di Universitas Sriwijaya sambil menjadi anak rantauan. Disini juga ku banyak belajar akan kerasnya kehidupan. Ku harus dituntut berfikir dewasa dengan keadaan ku ini. Tapi tak apalah, karena memang itu lah yang ku cari dari dulu. Ku mempunyai saudara, He is only one, Ahmad Jaka Satria nama nya. Beliau kakak ku yang beda umurnya 1,5 tahun dari ku. Beliau orangnya selalu menasihatiku n begitu care dengan ku, karena hanya ku saudara kandungnya satu-satunya. Dia orangnya selalu mengguruiku, sampai kadang sering membuat ku jengkel, tapi tidak munafik kalu semenjak aku jauh darinya, ku begitu kangen akan nasihatnya itu. Dari beliaulah ku banyak belajar untuk berfikir idealis. Dulu ku memnganggap cara berfikir kayak gitu gak penting banget, lebih baik ku mengurusi masalah studi ku. Tapi setelah ku menjadi mahasiswa, cara pandangku terhadap idealisme t berubah 180 drajat. Ku sekarang menyadari akan pentingnya hal itu. Kita sebagai mahasiswa harus peka dengan keadaan sekitar kita, akan masalah-masalah orang banyak. Kan kita penerus bangsa, hehehe.... kalu dari hal itu saja kita anggap remeh, bagaimana nasib bangsa nanti ???. Apa kata dunia...
I miss u so... my brotha...

Selasa, 13 April 2010

PERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI


Disarikan dari Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP tahun 2005 oleh Mohamad Risbiyantoro, Ak., CFE
(PFA pada Deputi Bidang Investigasi BPKP).
Mahasiswa dan sejarah perjuangannya
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak
banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari
peran mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada
yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.
Apabila kita menengok ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa, kebangkitan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dimotori oleh para mahasiswa kedokteran STOVIA. Demikian juga dengan Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika pemerintahan bung Karno labil, karena situasi politik yang memanas pada tahun 1966, mahasiswa tampil ke depan memberikan semangat bagi pelaksanaan tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Demikian pula, seiring dengan merebaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh orde baru, mahasiswa memelopori perubahan yang kemudian melahirkan jaman reformasi.
Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya, untuk memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Di masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat
Bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa
ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa
Indonesia dan harus diperangi.
Apa itu Korupsi?
Dalam seni perang, terdapat ungkapan “untuk memenangi peperangan harus mengenal lawan dan mengenali diri sendiri”. Untuk itu, mahasiswa harus mengetahui apa itu korupsi. Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara.
Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli mengklasifiksikan
penyebab terjadinya korupsi. Salah satunya Boni Hargen, yang membagi penyebab terjadinya korupsi menjadi 3 wilayah (media online 2003), yaitu:
• Wilayah Individu, dikenal sebagai aspek manusia yang menyangkut moralitas personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi termasuk di dalamnya adalah faktor kemiskinan.
• Wilayah Sistem, dikenal sebagai aspek institusi/administrasi. Korupsi dianggap sebagai konsekuensi dari kerja sistem yang tidak efektif. Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan sebuah sistem memberi peluang terjadinya korupsi.
• Wilayah Irisan antara Individu dan Sistem, dikenal dengan aspek sosial budaya, yang meliputi hubungan antara politisi, unsur pemerintah dan organisasi non pemerintah. Selain itu meliputi juga kultur masyarakat yang cenderung permisif dan kurang perduli dengan hal-hal yang tidak terpuji. Di samping itu terjadinya pergeseran nilai, logika, sosial, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Adapun dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek. Menurut Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah
a. rusaknya sistem tatanan masyarakat,
b. ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
c. munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
d. penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,
politik, maupun hukum,
e. yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis
terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan.
Strategi Pemberantasan Korupsi
Upaya memerangi korupsi bukanlah hal yang mudah. Dari pengalaman Negara-
negara lain yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen bangsa dan
masyarakat harus dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara
yang simultan.
Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:
a. memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
b. upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,
c. tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagaui elemen. Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang perlu dikembangkan adalah strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu preventif, investigative dan edukatif. Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.
Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi. Sedangkan strategi edukatif adalah upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral. Mahasiswa dan Potensi yang dimilikinya Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi. Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa, maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah, egois, dan bersikap negatif lainnya.
Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik. Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi kebijakan publik dari pemerintah. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan melakukan demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat
sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan yang sangat besar untuk menekan pemerintah.
Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi, Peran Mahasiswa di lingkungan kampus.
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa.
Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar. Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi
dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga. Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas. Peran Mahasiswa dalam Masyarakat dan penentuan kebijakan publik. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia. Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan
dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa berupa demonstrasi ataupun pembentukan opini publik.

Dengan kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala bentuk ketidak adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi, mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak.

Kamis, 08 April 2010

Progesterex Memudahkan Aksi Bejat

Telah beredar sebuah obat baru yang
Bernama "Progesterex" (you may
Check the Internet for the
Availability) . Obat ini adalah pil kecil
Yang digunakan untuk mensterilisasi.
Obat ini sekarang dipakai oleh
Para pemerkosa pada perayaan pesta,
Pub, Discotique untuk memperkosa
Dan mensterilisasi korbannya.

Progesterex pada dasarnya dijual pada
Beberapa dokter hewan Dan toko
Binatang, Dan digunakan untuk
Mensterilkan hewan besar. Obat
Biasanya digunakan bersamaan dengan Rohypnol
(Roofies ) semacam obat bius pembeliannya harus
Menggunakan resep dokter (tahu
Sendiri dinegara yg tercinta"
IndonesIA ,you have money you can buy
Almost everything).

Rohypnol ini semacam effervescent
Tabl et =ang cepat larut didalam air.
Pelaku hanya tinggal memasukan
Rohypnol Dan Progesterex kedalam
Minuman mereka berdua Dan Korban tidak
Akan pernah ingat apa yang
Telah terjadi pada malam/pagi/siang/
Sore itu Dan Progesterex akan
Membuat si wanita TIDAK AKAN HAMIL,
Sehingga si pemerkosa akan tetap
Bebas berkeliaran without worry about
Having apaternity test indentifying
Him& amp; Lt;Beberapa bulan
Kemudian Tetapi yang perlu
Diperhatikan, EFFECT
PROGESTERE X TIDAK
SEMENTARA.Progesterex dibuat untuk
Mensterilkan kuda,jerapah Dan
Binatang besar lainnya. Setiap wanita
Yang telah meminumnya TIDAK AKAN
PERNAH MENGANDUNG LAGI SEUMUR
HIDUPNYA. Jadi BERHATI-HATILAH bila
Pergi ke PUB atau CAFE atau dimanapun
Anda berada Dan jangan menerima
Minum dari sembarang pria yang tidak
Anda kenal dengan baik.

Percaya atau tidak,
Ada situs internet yang tentang obat-obatan,
Yang memberitahu pembacanya bagaimana cara menggunaan obat tersebut

Buat yg sudah membaca kasih tau buat yg lain agar tidak kita semua bisa lebih hati2 dan waspada.

Kalo Kita ingat Pesan Dari Bang NAPI =alah satu tayangan Kriminal di RCTI : WASPADALAH KEJAHATAN BISA TERJADI =IMANA SAJA DAN KAPAN SAJA, BUKAN SAJA KARENA ADA NIAT TAPI JUGA KARENA ADA KESEMPATAN jadi WASPADALAH

Si Bungsu yang Mencoba Mandiri

Oleh : Atika Dewi Kharisma
Abstrak

Setiap orang pasti mempunyai mimpi yang tinggi, sama halnya dengan diri ku.
Mimpi yang ku punya mungkin kecil bagi orang lain, tapi itu besar bagi ku. Karena ku pernah mendengar pesan dari seseorang “Janganlah bermimpi yang besar, tapi non sense. Bermimpilah yang kecil, tapi profesional”. Aku bermimpi ingin mencoba menuntut ilmu sambil menjadi anak rantau, karena aku ingin mencoba merasakan kerasnya hidup dan melatih kemandirian ku yang selalu dianggap anak bungsu itu anak manja. Bila ada masalah yang ku buat, hampir selalu bukan aku yang menyelesaikannya.
Mimpi itu berawal sejak aku duduk dibangku SMP. Ku bermimpi untuk melanjutkan kuliah di Universiras Sriwijaya, karena ku ingin menjadi anak rantau, tetapi orang tua ku tidak mangizinkan untuk kuliah diluar. Hingga ku beranjak dibangku kelas 3 SMA, ketika orang-orang bertanya tentang rencana dimana tempat ku akan melanjutkan study, ku pun langsung dengan tegas manjawab universitas sriwijaya. Disaat orang sibuk manyiapkan diri untuk Ujian Nasional, aku malahan sibuk mencari info tentang seleksi masuk perguruaan tinggi. Seolah-olah ku tak peduli dengan Ujian Nasional, sehinnga tak heran bila hasil Ujian Nasional ku kecil. Biarpun begitu, tapi itu tak membuat ku kecewa, yang penting aku lulus Ujian Nasional sebagai salah satu persyaratan ku masuk universitas idaman ku. Setelah ku mengetahui ternyata SMA ku tidak ada kerjasama dengan Universitas Sriwijaya untuk Penyaluran Minat dan Prestasi, ku pun kecewa. Tapi itu tidak mengurungkan niat ku untuk menjadi mahasiswa Universitas Sriwijaya. Aku pun berencana untuk ikut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri yang biasanya dilaksanakan secara serentak di seluruh penjuru tanah air ini. Setelah semua Ujian Nasional, Ujian Praktikum, serta Ujian Akhir Sekolah ku selesaikan, ku berencana untuk bimbel intensive di luar Bangka, kampung halaman ku. Tetapi di saat teman-teman ku sibuk untuk bimbel intensive di luar Bangka, aku tidak seperti mereka yang di izinkan oleh orang tua mereka untuk mengejar mimpi mereka. Orang tua ku masih meragukan niat ku untuk kuliah di luar Bangka, sehingga orang tua ku hanya mengizinkan untuk bimbel intensive d kampung halaman ku saja. Ku pun menjadi lebih semangat dan berfikir optimis untuk membuktikan kepada orang tua ku kalau aku itu bisa dan tidak seperti yang mereka kira. Tidak seperti yang ku perhitungkan sebelumnya, teryata ku tidak menghabiskan bibel intensive ku tepat pada waktu yang telah di tentukan. Bimbel intensive ku tinggalkan untuk mengejar waktu pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi yang ku ikuti di wilayah Sumatra Selatan. Dan sebagai cadangan ku pun ikut Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Poltekkes Depkes. Teryata prosedure mendaftar tidak semudah yang ku kira. Saat ku mendaftar di Kampus Universitas Sriwijaya yang di daerah Indralaya ku harus teliti mengisi formulir yang menggunakan sistem LJK, karena pendaftar begitu bangyak pada hari itu, ku pun giliran mengembalikan formulir yang ditunda 3 hari lagi. Saat ku mendaftar di Rektorat Poltekkes Depkes sama halnya seperti saat ku mendaftar di kampus Universitas Sriwijaya, yang mana ku harus bolak balik dua kali, karena persyaratan ku kurang. Saat hari ke dua ku mendaftar di Poltekkes Depkes ku pun harus mengikuti prosedure yang begitu ribet. Ku harus mengantri untuk mengukur tinggi dan berat badan. Dan beberapa loket untuk melengkapi seluruh persyaratan menjadi peserta Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, sehingga tubuh ku pun mulai merasa tidak mampu untuk ikut mengantri. Untungnya ada saudara ku yang mau membantu ku secara bergantian mengantri. Ketika hari dimana dilaksanakan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri ku mendapat tempat ujiannya di SMA N 10 Palembang, saat ujian berlangsung begitu cepat, dan tidak ada seorangpun yang menolong ku untuk mengisi jawaban soal-soal yang ada, tidak seperti Ujian Nasional yang banyak teman-teman ku saling membantu dalam menjawab soal-soal. Akhirnya, ku pun merasa pesimis untuk lulus.



Tidak lama beberapa hari ku juga harus mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekkes Depkes yang mana ku mendapat tempat ujian di GOR Sriwijaya. Disana ujiannya tidak disediakan meja, hanya di sediakan kursi plastik atau duduk ditribun tempat penonton. Durasi mengerjakan soal yang disediakan tidak seperti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri yang terasa begitu singkat, tapi lebih lama sehingga ku bisa lebih tenang dalam mengerjakan soal, biarpun tanpa meja. Aku pun optimis akan kelulusan ku untuk mendapatkan jurusan yang telah aku pilih di Poltekkes Depkes. Pengumuman hasil seleksi Poltekkes Depkes lebih dahulu di umumkan. Aku sangat senang mengetahui aku lulus ujian tertulis Poltekkes Depkes, dan membuat ku tambah yakin mendapatkan jurusan yang telah aku pilih di Poltekkes Depkes, sampai membuat ku tidak bisa tidur untuk menanti hari pemekrisaan kesehatan di Poltekkes Depkes. Setelah ujian itu aku pun pulang ke kampung halaman ku untuk menyiapkan segala keperluan ku untuk menjadi mahasiswa rantau. Ketika hari pangumuman hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri aku merasa pesimis untuk lulus sehingga aku takut untuk melihatnya via internet pada malam itu. Aku pun di marah oleh ibu ku karena aku bersikap begitu. Akhirnya Ibu ku meminta tolong kakak ku untuk melihat hasil ku. Ketika kakak ku mangabarkan aku lulus Universitas yang aku idamkan, aku merasa biasa saja, tapi malahan orang tua ku yang merasa sangat senang akan kabar itu. Mungkin karena ku lulus bukan di jurusan yang ku idamkan sejak dulu. Tapi akhirnya ku putuskan untuk mendengarkan saran orang tua ku yang menyarankan ku memilih jurusan yang lulus di Universitas Sriwijaya. Sekarang ku telah menjadi mahasiswa Universitas Sriwijaya. Disini kan ku buktikan bahwa aku bisa menjadi anak yang mandiri, yang tidak kata orang yang menilai ku dulu sebagai si bungsu yang manja. Disini juga ku banyak mengenal orang dari berbagai daerah, ku mulai mencintai profesi ku agar ku dapat ikhlas menjalani hidup ini, yang mana profesi ku begitu berguna bagi orang banyak, dan ku bersyukur karena tidak banyak orang yang seberuntung ku, dapat merasakan kuliah di Universitas Sriwijaya Program Studi Ilmu Keperawatan.